Masyarakat mengalami perubahan sosial yang sangat cepat. Perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat itu menimbulkan kesenjangan-kesenjangan sehingga berkembang menjadi masalah sosial dalam masyarakat.
Pendidikan sebagai produk masyarakat pun tidak terlepas dari lingkaran masalah sosial tersebut. Pada kenyataannya masalah-masalah sosial dalam dunia pendidikan tidak mampu teratasi hanya dengan pendekatan teori atau ilmu pendidikan itu sendiri. Dengan analogi dan pendekatan sosial ternyata para sosiolog dapat memecah kebuntuan masalah sosial dalam dunia pendidikan. Hingga kini sosiologi pendidikan menjadi sebuah cabang ilmu yang penting dan besar sumbang-perannya dalam dunia pendidikan.
Kebijakan pendidikan nasional berorientasi pada tercapainya fungsi dan tujuan pendidikan nasional seperti tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003; berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan sosiologi pendidikan adalah mempercepat dan meningkatkan tujuan pendidikan secara keseluruhan sehingga peran kedudukan sosiologi pendidikan dalam sistem pendidikan nasional senantiasa berorientasi pada upaya-upaya pencapaian tujuan dan fungsi pendidikan nasional tersebut di atas.
Definisi Sosiologi Pendidikan
Menentukan peran dan kedudukan tanpa memahami pengertian dari apa yang akan diperan-dudukkan adalah sebuah langkah keliru. Untuk itu berikut disajikan beberapa defenisi sosiologi pendidikan menurut beberapa ahli .
Menurut F.G. Robbins, sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan. Struktur mengandung pengertian teori dan filsafat pendidikan, sistem kebudayaan, struktur kepribadian dan hubungan kesemuanya dengantata sosial masyarakat. Sedangkan dinamika yakni proses sosial dan kultural, proses perkembangan kepribadian,dan hubungan kesemuanya dengan proses pendidikan.
Menurut H.P. Fairchild dalam bukunya ”Dictionary of Sociology” dikatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental. Jadi ia tergolong applied sociology.
Menurut Prof. DR S. Nasution, M.A., Sosiologi Pendidikana dalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik.
Menurut F.G Robbins dan Brown, Sosiologi Pendidikan ialah ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasi pengalaman. Sosiologi pendidikan mempelajari kelakuan sosial serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya.
Menurut E.G Payne, Sosiologi Pendidikan ialah studi yang komprehensif tentang segala aspek pendidikan dari segi ilmu sosiologi yang diterapkan.
Menurut Drs. Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang berusaha memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis atau pendekatan sosiologis.
Dari beragam pendapat itu pengertian sosiologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek pendidikan, baik itu struktur, dinamika, masalah-masalah pendidikan, ataupun aspek-aspek lain dalam dunia pendidikan, secara mendalam melalui analisis sosiologis (modul Sospend-MKPP 2010)
Kajian sosiologi pendidikan menekankan implikasi dan akibat sosial dari pendidikan serta memandang masalah-masalah pendidikan dari sudut totalitas lingkup sosial kebudayaan, politik, dan ekonomisnya bagi masyarakat (Karsidi dalam www.uns.ac.id). Dengan demikian objek pembahasan sosiologi pendidikan adalah bagian dari ilmu sosial terutama sosiologi dan ilmu pendidikan yang secara umum juga merupakan bagian dari kelompok ilmu sosial.
Objek penelitian sosiologi pendidikan adalah tingkah laku sosial, yaitu tingkah laku manusia dan institusi sosial yang terkait dengan pendidikan. Tingkah laku itu hanya dapat dimengerti dari tujuan, cita-cita atau nilai-nilai yang dikejar. Sebagaimana dalam terminologi sosiologi, sosiologi pendidikan berbicara tentang pandangan tentang kelas, sekolah, keluarga, masyarakat desa, kelompok- kelompok masyarakat dan sebagainya, masing-masing terangkum dalam wilayah suatu sistem sosial. Tiap-tiap system sosial merupakan kesatuan integral yang mendapat pengaruh dari (1) sistem sosial yang lain, (2) lingkungan alam, (3) sifat-sifat fisik manusia dan (4) karakter mental penghuninya.
E. George Payne yang merupakan bapak sosiologi pendidikan dalam Faisal dan Yasik telah memberikan penekanan bahwasanya dari aspek sosiologis maka lembaga-lembaga, kelompok-kelompok sosial, dan proses sosial terdapat hubungan yang saling terjalin di mana dalam interaksi sosial tersebut individu memperoleh dan mengorganisasikan pengalamannya. Sementara itu dari sudut pendidikan bahwa seluruh individu dan masyarakat mulai dari anak-anak hingga dewasa, kelompok-kelompok sosial dan proses sosialnya berlangsung di seputar sistem pendidikan yang selalu bergerak dinamis.
Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan
Ruang lingkup sosiologi pendidikan baik menurut Nasution (1995), maupun Karsidi (2010)adalah seperti di bawah ini ;
Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat yang meliputi;
a. Hubungan pendidikan dengan sistem sosial atau struktur sosial,
b. Hubungan antara sistem pendidikan dengan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan,
c. Fungsi pendidikan dalam kebudayaan,
d. Fungsi sistem pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural
e. Fungsi sistem pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial, kultural, dsb.
Hubungan antar manusia di dalam sekolah
Lingkup ini lebih condong menganalisis struktur sosial di dalam sekolah yang memiliki karakter berbeda dengan relasi sosial di dalam masyarakat luar sekolah, di antaranya adalah :
a. Hakikat kebudayaan sekolah sejauh ada perbedaannya dengan kebudayaan di luar sekolah, dan
b. Pola interaksi sosial dan struktur masyarakat sekolah, yang antara lain meliputi berbagai hubungan kekuasaan, stratifikasi sosial dan pola kepemimpinan informal sebagai terdapat dalam clique serta kelompok-kelompok murid lainnya.
Pengaruh sekolah terhadap perilaku dan kepribadian semua pihak di sekolah/lembaga pendidikan
a. Peranan sosial guru-guru/ tenaga kependidikan
b. Hakikat kepribadian guru / tenaga kependidikan,
c. Pengaruh kepribadian guru/tenaga kependidikan terhadap kelakuan anak/peserta duu
d. Fungsi sekolah/lembaga pendidikan dalam sosialisasi murid/peserta didik
Lembaga Pendidikan dalam Masyarakat
Di sini dianalisis pola-pola interaksi antara sekolah/ lembaga pendidikan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya dalam masyarakat di sekitar sekolah/lembaga pendidikan.
Hal yang termasuk dalam wilayah itu antara lain yaitu
a. Pengaruh masyarakat atas organisasi sekolah/lembaga pendidikan,
b. Analisis proses pendidikan yang terdapat dalam sistem-sistem sosial dalam masyarakat luar sekolah,
c. Hubungan antarsekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan, dan
d. Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam masyarakat berkaitan dengan organisasi sekolah, yang perlu untuk memahami sistem pendidikan dalam masyarakat serta integrasinya di dalam keseluruhan kehidupan masyarakat.
Peran Sosiologi Pendidikan dalam Kajian Kebijakan Pendidikan
Sebagai sebuah ilmu yang mempelajari seluruh aspek pendidikan, baik itu struktur, dinamika, masalah-masalah pendidikan, ataupun aspek-aspek lain dalam dunia pendidikan, secara mendalam melalui analisis sosiologis; sosiologi pendidikan menempatkan diri pada posisi penting dalam kajian kebijakan pendidikan di Indonesia.
Interaksi sosial yang terkait dengan aktivitas pendidikan baik di keluarga, kehidupan sosio-kultur masyarakat sampai dengan sebuah kerangka besar pendidikan nasional adalah termasuk dalam lingkup sosiologi pendidikan.
Arah kebijakan pendidikan nasional seperti tersebut dalam Visi Kemendiknas 2025 (Permendiknas No. 2 tahun 2010) adalah menghasilkan insan Indonesia cerdas dan kompetitif. Insan cerdas adalah insan yang cerdas komprehensif, yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetis. Cerdas emosional dan sosial dimaksudkan adalah beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk meningkatkan sinsitivitas dan apresiativitas akan kehalusan dan keindahan seni dan budaya, serta kompetensi untuk mengekspresikannya. Pun mampu beraktualisasi diri melalui interaksi sosial yang (a) membina dan memupuk hubungan timbal balik, (b) demokratis, (c) empatik dan simpatik, (d) menghargai kebhinekaan dalam masyarakat dan bernegara, (e) berwawasan kebangsaan dan kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara.
Analisis sosiologi pendidikan terhadap kebijakan pendidikan dapat dikembalikan pada konsep dan tujuan sosiologi pendidikan yang meliputi;
a. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam hal ini harus diperhatiakan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak. Misalnya, anak yang terdidik dengan baik dalam keluarga yang religius, setelah dewasa/tua akan cendrung menjadi manusia yang religius pula. Anak yang terdidik dalam keluarga intelektual akan cendrung memilih/mengutamakan jalur intlektual pula, dan sebagainya.
b. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis perkembangan dan kemajuan social. Banyak orang/pakar yang beranggapan bahwa pendidikan memberikan kemungkinan yang besar bagi kemajuan masyarakat, karena dengan memiliki ijazah yang semakin tinggi akan lebih mampu menduduki jabatan yang lebih tinggi pula (serta penghasilan yang lebih banyak pula, guna menambah kesejahteraan social). Disamping itu dengan pengetahuan dan keterampilan yang banyak dapat mengembangkan aktivitas serta kreativitas social.
c. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis status pendidikan dalam masyarakat. Berdirinya suatu lembaga pendidikan dalammasyarakat sering disesuaikan dengan tingkatan daerah di mana lembaga pendidikan itu berada. Misalnya, perguruan tinggi bisa didirikan di tingkat propinsi atau minimal kabupaten yang cukup animo mahasiswanya serta tersedianya dosen yang bonafid.
d. Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis partisipasi orang-orang terdidik/berpendidikan dalam kegiatan social. Peranan/aktivitas warga yang berpendidikan / intelektual sering menjadi ukuan tentang maju dan berkembang kehidupan masyarakat. Sebaiknya warga yang berpendidikan tidak segan- segan berpartisipasi aktif dalam kegiatan social, terutama dalam memajukan kepentingan / kebutuhan masyarakat. Ia harus menjadi motor penggerak dari peningkatan taraf hidup social.
e. Sosiologi pendidikan bertujuan membantu menentukan tujuan pendidikan. Sejumlah pakar berpendapat bahwa tujuan pendidikan nasional harus bertolak dan dapat dipulangkan kepada filsafat hidup bangsa tersebut. Seperti di Indonesia, Pancasila sebagai filsafat hidup dan kepribadian bangsa Indonesia harus menjadi dasar untuk menentukan tujuan pendidikan Nasional serta tujuan pendidikan lainnya. Dinamika tujuan pendidikan nasional terletak pada keterkaitanya dengan GBHN, yang tiap 5 (lima) tahun sekali ditetapkan dalam Sidang Umum MPR, dan disesuaikan dengan era pembangunan yang ditempuh, serta kebutuhan masyarakat dan kebutuhan manusia.
f. Menurut E. G Payne, sosiologi pendidikan bertujuan utama memberi kepada guru- guru (termasuk para peneliti dan siapa pun yang terkait dalam bidang pendidikan) latihan – latihan yang efektif dalam bidang sosiologi sehingga dapat memberikan sumbangannya secara cepat dan tepat kepada masalah pendidikan. Menurut pendapatnya, sosiologi pendidikan tidak hanya berkenaan dengan proses belajar dan sosialisasi yang terkait dengan sosiologi saja, tetapi juga segala sesuatu dalam bidang pendidikan yang dapat dianalis sosiologi. Seperti sosiologi yang digunakan untuk meningkatkan teknik mengajar yaitu metode sosiodrama, bermain peranan (role playing) dan sebagainya.dengan demikian sosiologi pendidikan bermanfaat besar bagi para pendidik, selain berharga untuk mengalisis pendidikan, juga bermanfaat untuk memahami hubungan antara manusia di sekolah serta struktur masyarakat. Sosiologi pendidikan tidak hanya mempelajari masalah – masalah sosial dalam pendidikan saja, melainkan juga hal – hal pokok lain, seperti tujuan pendidikan, bahan kurikulum, strategi belajar, sarana belajar, dan sebagainya. Sosiologi pendidikan ialah analisis ilmiah atas proses sosial dan pola- pola sosial yang terdapat dalam sistem pendidikan.
Sedangkan Karsidi menunjukkan manfaat analisis sosiologi pendidikan itu pada beberapa kajian yang di antaranya : (a) keberadaan sekolah dipandang sebagai sebuah organisasi, (b) kelas sebagai satuan sistem sosial. Proses pendidikan pada dasarnya adalah interaaksi kegiatan yang berlangsung di ruang kelas, (c) lingkungan eksternal masyarakat, adalah bentuk nyata pendidikan berskala nasional.
Kesimpulan
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bebeberapa hal sebagai berikut :
1. Sosiologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek pendidikan, baik itu struktur, dinamika, masalah-masalah pendidikan, ataupun aspek-aspek lain dalam dunia pendidikan, secara mendalam melalui analisis sosiologis. Di dalam lembaga-lembaga, kelompok-kelompok sosial, dan proses sosial terdapat hubungan yang saling terjalin di mana dalam interaksi sosial tersebut individu memperoleh dan mengorganisasikan pengalamannya. Sementara itu dari sudut pendidikan bahwa seluruh individu dan masyarakat mulai dari anak-anak hingga dewasa, kelompok-kelompok sosial dan proses sosialnya berlangsung di seputar sistem pendidikan yang selalu bergerak dinamis
2. Ruang lingkup sosiologi pendidikan yang meliputi (a) hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat, (b) hubungan antar manusia di dalam sekolah, (c) pengaruh sekolah terhadap perilaku dan kepribadian semua pihak di sekolah/lembaga pendidikan, serta (d) lembaga Pendidikan dalam Masyarakat bertalian langsung dengan prosedur kebijakan pendidikan baik mikro maupun makro.
3. Sosiologi pendidikan berperan penting dalam pendidikan sebagai mana tujuan sosiologi pendidikan yang senantiasa berusaha mempercepat dan meningkatkan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Sosiologi pendidikan memberi bahan pertimbangan sejak perumusan masalah kebijakan pendidikan, peramalan kebijakan, rekomendasi, pemantauan hingga evaluasi kebijakan pendidikan.